Sunday, February 22, 2009

Inspiring stories 2

Seorang Maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan di luar istana kakinya terluka karena terantuk batu. Ia berpikir, "Ternyata jalan-jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya."

Maharaja lalu memanggil seluruh menteri istana. Ia memerintahkan untuk melapisi seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik. Segera saja para menteri istana melakukan persiapan-persiapan. Mereka mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri.

Di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang pertapa menghadap Maharaja. Ia berkata pada Maharaja, "Wahai Paduka, mengapa Paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang Paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki Paduka saja."

Konon sejak itulah dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang kita sebut "Sandal".

Renungan:

Ada pelajaran yang berharga dari cerita itu. Untuk membuat dunia menjadi tempat yang nyaman untuk hidup, kadangkala, kita harus mengubah cara pandang kita, hati kita, dan diri kita sendiri, dan bukan dengan jalan mengubah dunia itu.

Karena kita seringkali keliru dalam menafsirkan dunia. Dunia, dalam pikiran kita, kadang hanyalah suatu bentuk personal. Dunia, kita artikan sebagai milik kita sendiri, yang pemainnya adalah kita sendiri. Tak ada orang lain yangterlibat disana, sebab, seringkali dalam pandangan kita, dunia, adalah bayangan diri kita sendiri.

Ya, memang, jalan kehidupan yang kita tempuh masih terjal dan berbatu. Manakah yang kita pilih, melapisi setiap jalan itu dengan permadani berbulu agar kita tak pernah merasakan sakit, atau, melapisi hati kita dengan kulit pelapis, agar kita dapat bertahan melalui jalan-jalan itu?

Monday, February 16, 2009

Renungan Hidup

Aku sering berfikir…untuk apa aku hidup?Mulai dari sebuah sekolah yang menanamkan disiplin dan kehidupan bermasyarakat.Begitu banyak masa kecil yang tersita untuk belajar….Akhirnya mendapat gelar ….Aku menambah antrian pencari kerja

Lowongan… lowongan…lowongan….

YAP! Ini dia...Setelah beragam tes, masuk dalam daftar karyawan Merintis karir dan profesionalisme Tenggelam dalam tumpukan kerja Mabuk, gila kerja, stresssss….Tapi karirku menanjak dan aku menuai banyak UANG! Waktu berlalu ... Ada target baru di sana...Bertemu belahan jiwa Arungi bahtera menuju mawaddah wa rahmah Mendapat amanah ...Ini dia, generasi penerus yang diidamkan

Allaahu Akbar… kapan

bisa tidur? (Jam dua belas malam niih…)

Mendaki tangga hidup bermasyarakat Memanfaatkan waktu sebaik mungkin...

Dan aku benar- benar menjadi KAYA RAYA….. Akulah BINTANG; dimanapun aku berada Tapi rasanya waktu terlalu singkat...… untuk memenangkan arena secara sempurna UGH! Mereka mengatakan aku tidak berarti...Rasanya hampir gila

…hancur…. Tulalit…tulalit…

tak seorangpun menemaniku Aku sudah menjadi sampah. Waktu berjalan begitu lambat...

Gelap… semua Berkabut Seperti mengejar ketololan Semua menjadi musuh... Semua

Menyingkir Tinggal menunggu waktu Ketika saat yang dijanjikan itu tiba Dari semua renungan ini, aku mendapat IDE... Aku akan hidup dengan enjoy Aku mencintai semua orang Banyak mendengar dengan tulus Memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam persahabatan Mungkin juga banyak bertualang TIDAK… tentu saja aku tidak boleh terlena

dengan musik jahiliyah Rekreasi... Masak yang paling enak... Berteman dengan penuh kehangatan. Menambah porsi kasih saying Berkirim dan menerima surat Selalu mencari

win-win solution Sebenarnya aku agak gamang, tapi aku yakin aku bisa “Katakan apa saja, aku akan tetap mencintai anda semua Aku akan membersihkan dunia dari hasad dan najis-najis batin Menjadikan semua orang saling berbagi Waktu tak akan mampu menghentikanku...Bahkan sekalipun aku telah pergi...Ya Rabbi… dengan jiwa yang penuh noda kami kembali, hanya ampunan dan rahmat-Mu yang dapat menyelamatkan kami….

Amin!